By Nilora
“Bapak itu sudah kelihatan tua ya?” bisik seorang teman suatu hari. Tanpa sepengetahuan temanku, si bapak itu rupanya memiliki pendengaran yg maha tajam. Dia menatap tajam pada temanku dan berkata: “Hi anak muda, bapak ini dari perut ke atas memang sudah kelihatan tua…tapi dari perut kebawah… bapak masih umur 17 tahun”. Mmm... Kami pun tersenyum… malu... dan cepat-cepat melangkah pergi …
Di kali lain, aku sempat mendenger beberapa teman nyeletuk: “Ah.. orang itu… Sudah tua juga masih bergaya-gaya?” Dan ketika di Indonesia, aku sering mendengar istilah “tua Bangka dan tua-tua keladi”, yang kurasa punya konotasi tidak enak... kadang-kadang aku dengar juga orang mengeluh: “Aku kan udah tua… aku tidak punya selera lagi tuk maju”, dsbnya.
Ketika aku belajar di Dublin (Ireland) beberapa tahun silam, aku terkejut ketika aku bertemu dengan Miyo, asal Kyoto, 72 tahun, yang begitu bersemangat belajar bahasa English. Aku pikir ya udah tua… ya cukuplah belajar yg serius… apalagi datang jauh-jauh dari negeri Sakura ke negara hujan & dingin, Ireland. Lebih terkejut lagi ketika aku menjadi volunteer (tenaga sukarela) di Oxfam di Dublin, sebagai bagian dari English trainingku. Ada seorang teman volunteerku sudah berumur 85 tahun. Beliau baik sekali dan sangat membantu.
Dua tahun lalu aku pindah ke Bristol, England, aku lagi-lagi di buat tak percaya dan benar-benar kaget ketika aku tahu organist yang selama ini telah memainkan musik indah di St. Mary’s tempatku bekerja telah berumur 91 tahun. Sebentar lagi akan berumur 92. Sekarang dengan bertambahnya waktu… organist kami, Mr. Bill, sudah berjalan dengan tongkat dan mulai tertatih-tatih kearah organ gereja. Pada beberapa kesempatan aku melihat beliau sudah mulai dibantu oleh seorang anak muda tuk membukakan buku nyanyian. Tapi hebatnya ketika beliau sudah duduk didepan organ dan tangannya mulai menyentuh tuts yang ada, maka dunia sekitarnya menjadi surga tuknya. Kaki dan tangannya bergerak harmonis tuk melahirkan musik-musik maha indah tuk Tuhan.
Ya... aku pun jadi berpikir pada kata-kata bapak tua di awal tadi dan aku melihat hal yang berbeda pada Mr Bill. Pikirku “Dari perut kebawah, beliau nampaknya sudah bukan 17 tahun lagi, tapi dari perut ke atas beliau nampaknya masih hebat-hebat saja”.
Cuplikan-cuplikan sekilas di atas melahirkan pemikiran, refleksi, dan pertanyaan dalam diriku tentang mereka yang telah berumur dan lebih tua dariku. Pemikiran dan refleksi yang aku rasa selalu berubah dan silih berganti bersamaan dengan ziarah waktu dan pengalamanku. Saat ini aku cuma bisa mengucapkan dua kata untuk kakek dan nenekku, orang tuaku, dan orang-orang tua lain dan mereka yg lebih tua dariku yang pernah kutemui dalam hidupku (entah kutemui secara langsung or secara tidak langsung). Dua kata itu adalah “TERIMA KASIH”.
Photo: Mr. Bill, taken by Nilora
No comments:
Post a Comment