28 September 2006

Kisah Ni2ku ...

By Nilora


Kupanggil dia, Ni2ku. Ni2 hanyalah sebuah nama dari nama-nama lain yang pantas aku pakai. Dia sering bertanya, "Mengapa aku dipanggil ni2?". Aku tidak pernah bisa menjawabnya secara logis karena nama itu lahir dari perasaan hatiku saat itu, bukan dari knowledge akan arti sebuah nama. "Tapi mengapa harus ni2 dan bukan nano, dsbnya?", tanyanya ingin tahu. "Aku tidak tahu juga, tanyalah pada hati!", kataku.

Si Ni2 mengusik hatiku. Kemarin jam 6.30 sore (kira-kira), tanggal 23 bulan agustus 2002 (mungkin), kulihat dia duduk sendiri diantara lautan bunga mawar di st. Anne's park . Kudekati dia dan menyapanya. Dia tersenyum padaku. "Aku pingin sendiri", katanya lembut. Aku tersenyum malu, beranjak pergi, dan menghilang diatara bunga-bunga mawar indah disekitarku.

Kutatap puluhan petak bunga disekitarku yang tertata apik dan indah…semuanya bunga mawar…hanya bunga mawar.. tidak ada bunga-bunga lain. Kagum juga. Tapi sadar… ini adalah kebun mawar… Menarik… mawar-mawar ini kaya juga akan nama (kayaknya tergantung warna dan jenis). Ada yang namanya Seeker, Day Light, Dawn Chorus, Sexy Rexy, Pot of Gold, Tequila Sun-rise, dan masih ada puluhan nama lainnya. Kubayangkan… seandainya aku membaca dan melihat nama-nama ini tanpa melihat bunga-bunga mawar itu, itu sama seperti aku bermain-main dengan misteri. Kayaknya membaca, melihat, dan mendengar nama ni2 yang aku sebut-sebut tanpa kalian pernah melihat si ni2ku itu, rasanya akan menghasilkan rangkaian misteri yg sulit dipecahkan. Bertanyalah pada ni2ku atau si pembuat nama ni2

Dalam pengembaraan pikiranku, aku terkejut ketika sebuah tangan menyentuh bahuku. Si ni2 rupanya. "Hi kamu", sapanya. Aku menatap dia dan tersenyum. "Aku pingin sendiri", kataku. Dia menatapku dengan lembut dan pergi... menghilang diantara bunga-bunga mawar itu.

-----------------------------------------------

Hari ini jam yang sama, tanggal yang berbeda, sehari sesudahnya, aku bertemu si ni2 di tempat yang sama.

"Hallo.. ni2..", sapaku riang.

"Hi.. kamu..", jawabnya antusias. Ni2 mengajakku duduk disampingnya.

"Apalah arti bunga-bunga ini tanpa kita yang datang, melihat, dan mengaguminya", katanya sambil lalu.

"Apalah artinya kita!? bunga-bunga mungkin tidak membutuhkan perhatian dan rasa kagum kita, tapi mungkin kita yang membutuhkan perhatian mereka", kataku serius.

Si ni2 tersenyum. "Mungkin tidak…fokusku adalah kita dan kita adalah jauh lebih penting dari bunga-bunga itu", bantahnya.

"Untuk ni2 'ya', tapi 'bukan' untuk aku", jawabku.

"Kita diciptakan baik adanya dan kita diciptakan untuk menguasai alam raya dan segala isinya. Masih ingat kisah Genesis itu kan!?", tanyanya.

"Hmm... alam dan ciptaan yang lain adalah juga karya Allah yang baik dan aku yakin kita diciptakan bukan untuk menguasai dan merusakkan tapi menjalin harmoni dengan nature dan semua hasil karya yang Maha Tinggi. Aku yakin dalam perintah utama Tuhan kita: Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan pikiranmu, terkandung makna: cintailah ciptaan karya Allah: sesama, diriku, dirimu, alam, and all God's creation", kataku tidak mau kalah.

Ni2ku tersenyum dan memandangku dengan wajah aneh. "Itu berarti kita boleh mencintai ciptaan karya Allah yang lain seperti anjing, babi, sapi, ayam, bunga, dsb", kata ni2 dgn nada yang lucu.

"Why not!", kataku.

"Itulah yang menarik…", katanya. "Dunia kita aneh…di beberapa negara di Eropa tapi juga di Asia dan Africa (hss.. jangan bilang-bilang…), orang beramai-ramai pawai anti kekerasan terhadap binatang dan perkosaan terhadap lingkungan hidup… tapi tenang-tenang aja (paling tidak… tidak ada pawai) dengan banyaknya bayi yang mati karena diaborsikan atau orang tua-tua yang diauthenasiakan. Bahkan nasib seekor anjing di Eropa jauh lebih baik daripada nasip seorang homeless di jalanan, dan nasib anak-anak terlantar di berbagai kota besar di dunia… termasuk di jalan-jalan di Jakarta tercinta", lanjut Ni2 dengan nada yang sendu.

"Maksudmu… manusia tidak boleh memelihara binatang dan menghargai alam sekitar!?", tanyaku tidak mengerti.

"Aku tidak melarang dan tidak punya hak untuk menstop cinta seseorang… tapi aku cuma mau menekankan pentingnya manusia sebagai ciptaan agung Allah. Di beberapa tempat… anjing piaraan lebih berguna daripada anak-anak… sapi karapan jauh lebih berharga daripada seorang tenaga kerja wanita, kuda pacuan jauh lebih bernilai daripada seorang buruh pabrik, dan anjing pacuan jauh lebih mahal daripada seorang yang kena AIDS. Dunia kita benar-benar aneh", katanya dengan menggeleng-gelengkan kepala.

"Menurutku… harmoni itu penting… kalau manusia memusatkan perhatian pada 'pentingnya diri' saja maka karya Pencipta yang lain akan hancur lebur. Banyak hutan yang ditebang, binatang yang diburuh dan dibunuh (sekarang banyak yang punah or mulai punah), dan kekayaan alam yang digaruk habis. Semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia tapi pada akhirnya berakhir dengan 'penderitaan untuk manusia juga' ", kataku.

"Siapa bilang itu untuk kebaikan manusia? Manusia dimana? Manusia itu siapa?… itu barangkali untuk kebaikan segelintir manusia di kota dan di negara-negara maju (mengaku diri sebagai civilized beings or high civilazation). Mereka tebang pohon-pohon di negara-negara yang sedang membangun, sementara hutan mereka tidak boleh disentuh (adakah perusahaan dari Africa, Asia, dan America Latin yang bekerja untuk tebang hutan di Eropa? Tapi jangan tanya… berapa banyak perusahaan dari Eropa dan America di Asia, Africa dan America Latin…). Mereka gali kekayaan alam dari sabang sampai merauke, di Africa dan Asia, tapi manusia Eropa bertanya: "Is there any gold in your country? So, untuk kebaikan manusiakah semuanya itu. Tentu tidak. Itu hanya untuk manusia tertentu", katanya tegas dengan wajah muram.

"So, what's your point then?", tanyaku tanpa sadar. Ni2 mencoba tersenyum. "aku cuma mau mengatakan kita manusia adalah karya agung Allah dan semua manusia seharusnya mendapat hak yang sederajat".

"Gimana dengan ciptaan yang lain? Apakah mereka juga mendapat hak yang sama?", tanyaku.

Dia memandangku dalam-dalam. "Aku tidak tahu… yang aku tahu cuma satu… selama binatang dan tanaman lebih penting daripada manusia maka tak akan pernah ada kesetaran dalam hak-hak manusia", katanya dengan bijak.

Aku jadi bingung, diam, dan coba berpikir. Aku tiba-tiba ingat kata-kata indah tentang taman sebagai tempat terindah untuk bermesra dengan Sang Cinta:

The kiss of the sun for pardon
The song of the bird for mirth
One is nearer to God in a garden
Than anywhere else on Earth.


"Eh…", katanya tiba-tiba. "Sorry… untuk peristiwa kemarin. Kemarin aku cuma pingin sendiri karena kemarin aku pikir bunga-bunga mawar itu jauh lebih penting daripada kamu tapi hari ini aku pikir kamu jauh lebih penting daripada bunga-bunga mawar itu", katanya dengan terseyum lembut.

"Sama-sama", kataku tidak mau kalah.

Tiba-tiba dia pergi… menghilang bersama angin.

-------------------------------------------

Catatan: Kelamin-kelamin tidak ada dalam cerita ini. Ni2ku bukan aku dan aku bukan ni2ku, aku dan ni2ku sama-sama selfish dan mereka bukan kamu.


* Photo: taken by Nilora

No comments: